من علمة الاعتماد على العمل نقصان الرجاء عند وجود الزلل
( Termasuk tanda-tanda seseorang berpegangan / mengandalkan amal ibadahnya adalah kurangnya rasa harap akan rahmat الله ketika ia tergelincirز
Berpegangan atau mengandalkan pertolongan الله merupakan sifat arifuun yang ahli mengesakan Tuhan. Dan berpegangan / mengandalkan kepada selain الله adalah sifat orang yang lalai dan bodoh, dan apa saja yang termasuk selain الله hingga berpegangan kepada ilmunya, dan amalnya, dan ahwalnya. Adapun ahli ma’rifat yang selalu mengesakan Tuhan, sesungguhnya mereka berada dalam kondisi kelapangan dalam kedekatannya dengan الله dan musyahadahnya. Mereka selalu menatap / bertawajuh kepada Tuhannya dan mereka fana dari diri mereka sendiri. Oleh karena itu apabila mereka tergelincir dalam dosa atau mereka lalai,
maka mereka selalu melihat akan peran dan campur tangan Tuhan terhadap
segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, dan mereka melihat mengalirnya
qadha الله kepada mereka.
Demikian juga apabila mereka dapat melakukan keta’atan kepada الله
maka mereka tidak melihat segalanya merupakan hasil dari usahanya
sendiri, demikian juga mereka tidak melihat adanya kekuatan dirinya
dalam melakukan keta’atan, kerana yang terlebih dahulu masuk ke dalam
hati mereka adalah dzikir atau ingat kepadaTuhannya, oleh karena itu dirinya tenang di dalam aliran taqdir-Nya
dan hatinya juga tenang terhadap apa saja yang terlintas kepadanya dari
pancaran cahaya-Nya. Oleh karena itu tiada beda dari dua keadaan yang
dialaminya –yaitu ketika ta’at dan ketika tergelincir dalam dosa-,
karena sesungguhnya mereka telah tenggelam di dalam lautan tauhid . Maka dari itu sama saja bagi mereka antara rasa takut / khauf dan harap / raja’ .
oleh karena itu tidaklah mengurangi rasa takut mereka meskipun mereka
telah berhasil menjauhi kemaksiyatan. Juga tidak menambahi dari harap
mereka dengan amal kebaikan yang telah mereka lakukan.
Dikatakan, “Orang ‘arif tegak berdiri kokoh dengan pertolongan الله. Sungguh الله
telah menjaga urusan mereka. Apabila tampak keta’atan dari mereka, maka
mereka tidak mengharapkan pahala karena mereka tidak melihat dirinya
yang melakukan amal keta’atan. Demikian pula apabila terjadi perbuatan
dosa, maka mereka tiada melihat selain kepada الله yang mengalirkan taqdirNya. Maka hatinya menjadi tenang dengan الله dan penglihatannya kepadaNya dan takut akan kebesaranNya serta harapannya kepadaNya.
Adapun
selain mereka, maka mereka menisbatkan kepada dirinya sendiri akan
amal, perbuatan, dan mereka mengambil bagian dari segala amal mereka.
Oleh karena itu mereka berpegangan kepada amal mereka dan hatinya merasa
tenang akan hal keadaan mereka. Kemudian apabila mereka tergelincir
pada perbuatan dosa, maka akan berkuranglah harap/raja’ mereka akan rahmat ampunan dan pertolongan الله
sebagaimana mereka ketika melakukan ta’at maka mereka menjadikannya
sebagai andalan dan pegangan yang mereka anggap dapat menyelamatkan.
Akhirnya mereka tidak sadar telah bergantung kepada asbab dan terhijab dari Tuhaninya.
Oleh karena itu barang siapa yang mendapati tanda dari keadaan yang
demikian ini, naka sudah seharusnyalah ia mengetahui posisi dan
kedudukannya sehingga tidak mendakwakan diri sebagai bagian dari
golongan khos / orang-orang pilihan yang ahli dekat dengan الله. Dan posisi mereka sesungguhnya masih pada golongan Ashabil Yamiin.
Telah berkata Sayikh Abu Abdurrahman As-Sulamy dan AL-Hafidz
Abu Na’im Al-ishfahaany dari Yusuf bin AL-Husain Ar-Razy RA, “sebagian
orang datang kepadaku dan berkata kepadaku,’Janganlah sekali-kali engkau
melihat keinginanmu dalam semua amalmu kecuali engkau bertaubat
karenanya’. Maka aku jawab, “Jika taubat dapat menyelamatkan diriku,
maka tidak aku ijinkan ia membuatku merasa aman dari Tuhanku. Jika
kejujuran dan keikhlasan keduanya menjadi hambaku, niscaya aku jual
keduanya sebagai kezuhudanku dari keduanya. Karena sesunguhnya jika
diriku di sisi الله
ditentukan olehNya sebagai orqang yang beruntung dan diterima amalnya,
maka tidaklah mengkhawatirkan diriku segala bentuk dosa dan kesalahan.
Dan jika diriku disisiNya dikehendaki sebagai orang yang celaka, maka
tidaklah akan menyelamatkanku semua amal, kesungguhan dan keikhlasanku.
Dan sesungguhnya الله telah menjadikanku sebagai manusia yang tanpa amal apapun demikian pula penolong yang menyelamatkanku dariNya. Kemudian Ia menunjukkanku kepada agamaNya yang diridhoiNya dengan firmanNya Barang
siapa yang mengambil agama selain agama Islam maka tidak akan diterima
dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi oleh
karena itu peganganku kepada kemurahanNya dan belas kasihNya lebih utama
bagiku daripada peganganku kepada amalku dan sifatku yang tidak
sempurna. Karena sesungguhnya membandingkan kemurahan الله dan kasih sayangNya dengan amal dan perbuatan kita adalah disebabkan kekurang tahuan kuta akan kemurahan الله dan kebaikanNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar