بسم الله الرحمن الرحيم
ما نفع القلب مثل العزلة يدخل بها ميدان فكر
TIDAK
ADA SESUATU YANG LEBIH BERMANFAAT PADA HATI SEORANG MURID SEPERTI
UZLAH, KARENA DENGAN UZLAH (IA) AKAN DAPAT MEMASUKI ALAM BERFIKIR YANG
LUAS
Terus menerus mengobati penyakit hati adalah wajib bagi
seorang murid yang hendak menempuh perjalanan ke akhirat/mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Adapun kebanyakan penyakit adalah dominannya
pengaruh tabi’at hawa nafsu yang umum berlaku sehari-hari pada manusia
seperti apa yang selalu berlawanan dengan hukum agama dan kebenaran, dan
berpegang teguh pada adat kebiasaan, dan selalu patuh tunduk kepada
hawa nafsu, ramah - bermurah hati dengan hukum panca indera.
Dan obat dari penyakit ini banyak sekali macamnya, diantara yang paling manjur dan kuat pengaruhnya adalah uzlah (mengasingkan diri ‘untuk sementara’) dari manusia dengan maksud untuk bertafakur.
Maka dengan uzlah
anggota zahir akan terbatasi dari bercampur dengan orang lain yang
tidak baik budi pekerti dan tidak baik untuk dipergauli, demikian pula
dengan uzlah maka murid akan terhindar dari bergaul dengan orang
yang membahayakan dirinya akibat pergaulan tersebut. Oleh karena itu
orang yang melakukan uzlah akan selamat dan terlepas dari maksiyat yang merusak dirinya dari sebab pergaulan, seperti ghaibah, bermanis
muka, riya’, berpura-pura. Dan pula dirinya akan selamat dari tertular
dengan sifat yang buruk dan akhlak yang rendah. Kemudian akan dapat
diambil faedah (melalui uzlah) akan keselamatan agamanya dan
dirinya dari tunduk kepada sifat permusuhan dan bermacam-macam keburukan
sifat, karena hawa nafsu menurut tabi’atnya adalah selalu condong
kepada berlebih-lebihan pada hal tersebut di atas.
Maka wajib bagi orang yang uzlah
untuk menahan lisannya dari mempertanyakan tentang berita/kabar dari
manusia dan apa yang sedang disibukkan oleh mereka dan yang mengasyikkan
mereka, dan yang sedang membebani mereka.
Demikian pula orang yang sedang melakukan uzlah
haruslah menjaga telinganya dari mendengar rumor yang ada, demikian
pula hendaklah menjaga dirinya dari menceritakan keadaan dirinya kepada
orang lain. Demikian pula hendaklah ia menjauhi orang yang tidak wara’
(menjaga kehormatan) dalam ucapannya, juga hendakla ia tidak
membiasakan diri mengumbar lisannya untuk menggunjing orang lain, dan
menentang fitnah yang terjadi di kalangan manusia, bahkan
menyebaraknnya, maka yang demikian ini akan mengeruhkan hati dan
membawanya kepada perilaku yang menyebabkan kemarahan Tuhan.
Maka hendaknya orang yang beruzlah menjauhi dan meninggalkan dan lari dari binatang buas
dan jangan sampai berkumpul dengan dia. Dan hendaklah ia mengingkari
kepada setiap orang yang berperilaku seperti di atas. Diterangkan di
dalam sebuah hadits :
مثل الجليس سوء كمثل الكير ان لم يحرقك بشرره علق بك من ريحه
Perumpamaan
berkumpul dengan orang yang buruk akhlak adalah seperti berkumpul
dengan tukang tempa besi (pande besi). Jika tidak terkena percikan
apinya maka akan tersengat bahunya (yang tidak sedap).
Dikisahkan
pada khabar yang telah lalu bahwa Allah SWT memberikan wahyu kepada
Musa AS “Wahahi Musa, waspadalah sesungguhnya setiap saudara atau kawan
yang tidak membawamu dekat kepada-Ku maka sesungguhnya ia adalah musuh
bagimu”.
Allah
SWT berfirman kepada nabi Dawud AS, “Wahai Dawud, Aku tidak melihat
dirimu memiliki sahabat karib.” Maka Nabi Dawud AS menjawab, “Wahai
Tuhanku, aku mengasingkan diri dari makhluk karena Engkau.” Maka Allah
SWT berfirman, “Wahai Dawud waspadalah, dan ambilah sahabat karib untuk
dirimu. Dan setiap sahabat karib yang tidak membawamu kepada
keridhaan-Ku maka sesungguhnya ia adalah musuh bagimu dan akan
mengeraskan hatimu dan akan menjauhkanmu dari-Ku.
Dan sekali lagi bagi orang yang uzlah maka keadaanitu akan dapat menguatkan himmahnya dan cita-citanya kepada Allah SWT akan bertambah kuat, tidak seperti المخلطة (bercampur baur dengan orang banyak), maka itu akan mencerai beraikan himmahnya, dan melemahkan cita-cita.
Diriwayatkan dari Nabi Isa AS, beliau bersabda :
لا تجالسوا الموتى فتموت قلوبكم – قيل ومن الموتى – قال المحبون للدني و الراغبون فيها
“Janganlah kamu berkumpul dengan mayat maka hatimu akan mati.”
Ditanyakan, “Dan siapakah mayat itu “
Beliau menjawab, “Mereka yang mencintai dunia dan rela kepadanya”.
Dan diriwayatkan dari RasuluLlah SAW,
“Sesungguhnya yang paling aku takuti dari hal yang menakutkanku dari
umatku adalah lemahnya keyakinan. Dan lemahnya keyakinan disebabkan
mereka melihat kepada orang-orang yang lalai dan berkumpul dengan
orang-orang bathil yang keras hatinya.
Abu
Thalib Al-Maky RA berkata, “Cobaan yang paling membahayakan seorang
hamba dan menyebabkan amalnya menjadi rusak adalah lemah keyakinan (ضعف اليقين)
atas apa yang dijanjikan Allah SWT dari hal yang ghaib darinya. “ Dan
kuatnya keyakinan adalah sumber (akar) dari semua amal salih.
Seseorang bertanya kepada salah satu wali abdal, “Bagaimanakah jalan menuju hakikat dan jalan untuk wushul / sampai kepada Allah SWT ?“. maka dia menjawab :
لا تنظر الى المخلوقلت فان نظر اليهم ظلمة
Jangan memandang kepada makhluk karena memandangnya menyebabkan hati menjadi gelap.
Kemudian aku bertanya lagi, “Tidaklah mungkin bagiku untuk hal yang demikian”. Maka dia menjawab :
قلا تسمع كلامهم فان كلامهم قسوة القلب
“Jangan mendengar perkataan mereka karena perkataan mereka dapat mengeraskan hati”.
Aku berkata lagi, “Tidak mungkin aku tidak mendengar mereka “. Maka dia menjawab :
قلا تعاملهم فان معاملتهم خسران
“Jangan bermuamalah dengan mereka karena bermuamalah dengan mereka adalah kerugian”
Aku berkata lagi, “sesungguhnya aku hidup diantara mereka maka tidak mungkin aku tidak bermuamalah dengan mereka”. Dia manjawab
لا تسكن اليهم فان السكون اليهم هلكة
“jangan engkau tinggal (berjinak hati) dengan mereka karena itu dapat merusak”.
Kemudian aku berkata, “Inikah alasan ?”
Diapun
berkata, “Wahai orang ini, engkau melihat isi alam dunia, dan
mendengarkan ucapa orang-orang bodoh, dan bergaul dengan orang-orang
bathil, dan tiggal dengan orang-orang yang binasa, kemudian engkau
mengharapkan dapat merasakan manisnya tha’at sedangkan hatimu bersama
selain Allah. Tidaklah mungkin semua itu dapat terjadi - selamanya”.
Dan juga dengan uzlah maka bashirah
/ mata hatinya akan terlindungi dari melihat perhiasan duniawi, dan
kegelisahannya (terhadap dunia) akan menjadi hilang dari dirinya dalam
menganggap indah terhadap sesuatu yang dihinakan oleh Allah SWT.
Dan
tidak sepantasnya seseorang meremehkan amalan ini (uzlah) karena yang
demikian akan semakin mendatangkan penyakit yang bertambah berat di
hati. Dan orang yang melakukan uzlah akan selamatlah dia atas
izin Allah SWT. Imam Abul Qasim Al-Qusyairi berkata, “ Para pembimbing
hati yang rajin bermujahadah apabila hendak melindungi hatinya dari
kegelisahan dan kekeruhan yang mengotori hati maka ia tidak melihat
hal-hal yang indah dari dunia”. Beliau juga berkata, “dan semua ini
(melihat keindahan duniawi) adalah pangkal dari dosa besar.”Muhamad bin
Sirin RA berkata, “Takutlah kamu dari berlebih-lebihan memandang dunia
karena yang demikian akan menyebabkan berlebihannya syahwat”.
Diantara
faidah yang lain yang dapat diambil dari uzlah adalah dapat memutuskan
sifat tamak di hati dan memutuskan ketergantungan pada orang lain, dan
yang demikian ini termasuk faidah yang sangat besar bagi orang-orang
berakal.
Dan tidak akan sempurna manfaat uzlah bagi seseorang kecuali ia menyibukkan diri dengan bertafakur, dan bertafakur inilah maksud utama dari pelaksanaan uzlah. Dan adanya uzlah
itu merupakan persiapan / pendahuluan untuk tafakur dan untuk membantu
kejernihan bertafakur. Dan semua ini harus didahului dengan pemahaman
yang baik terhadap ilmu syari’at lahiriyah dan menetapi sifat muru’ah dan
adab pada bathiniyahnya. Dan untuk lebih jelas dapat menelaah uraian
yang lengkap yang disampaikan oleh Hujatul Islam Imam Abu Hamid
Al-Ghazali RA di dalam kitab Ihya’ Ulumuddin BAB Uzlah.
Telah diceritakan di dalam Hadits : تفكر ساعة خير من عبادة سبعين سنة yang artinya Bertafakur satu jam (الساعة) lebih baik dari pada beribadah tujuh puluh tahun.
Dan adalah nabi Isa AS berkata
طوبى لمن نان قوله دْكرا وصمته فكرا ونظره عبرة ان اكيس الناس
من دان نفسه وعمل لما بعد الموة
Beruntunglah
orang-orang yang ucapannya adalah dzikir (kepada Allah SWT) dan diamnya
adalah tafakur dan penglihatannya adalah mengambil ibarat (pelajaran).
Sesungguhnya orang yang paling cerdas adalah orang yang menjadikan
dirinya beragama dan melakukan amal untuk bekal sesudah mati.
Ka’b
berkata, “Barang siapa yang menginginkan kemuliaan akhirat hendaklah
memperbanyak bertafakur. Ditanyakan kepada Umi Darda’, “Amalan apakah
yang paling utama yang dilakukan oleh Abu Darda’ “. Dia menjawab
“Tafakur”.
Yang demikian itu karena untuk sampai kepada ma’rifah
dan diketahuinya hakikat segala sesuatu, dan terlihatnya perkara yang
baik dan buruk, yang bermanfaat dan yang berbahaya, dan dapat tampak
bahaya nafsu dan tipu muslihat musuh (syaitan), dan terperdayanya dunia
adalah dengan tafakur. Dengan tafakur akan dapat diketahui jalan
keselamatan dari semua itu serta bagai mana cara menjaga diri agar
selamat dari tipudayanya.
Al-Hasan Al-Bashri RA berkata, :
الفكرة مرأة تر بك حسنك وقبيحك
Yang artinya, “Tafakur adalah cermin, darinya engkau dapat melihat baik dan buruk pada dirimu”.
Dan
juga dengan tafakur akan tampak kebesaran dan keagungan Tuhan apabila
kita mau bertafakur atas ayat-ayat-Nya dan keagungan-Nya serta bermacam –
macam ciptaannya. Dan dengan bertafakur pula akan tampak baginya
kekuasaan Allah SWT baik yang terang maupun yang tersembunyi dengan itu
akan diperoleh faidah berupa ahwal / keadaan dan perilaku yang
baik yang dapat menghilangkan penyakit di dalam hatinya dan memperkokoh
ketaatannya kepada Allah SWT .
Uzlah yang dimaksudkan dari penjelasan yang singkat di atas terdiri atas khalwah (menyendiri) dimana khalwah ini merupakan salah satu dari empat rukun yang harus dibangun oleh para murid yaitu diam (الصمت), lapar (الجوع), berjaga (السهر) dan uzlah (العزلة).
Syaikh Sahal bin AbuLlah berkata,
اجتمع الخير كله في هدْه الاربع خصال~وبها صار ابدال ابدالا اخمص البطون والصمط والخلوة والسهرو
Kebaikan terkumpul dalam empat hal, dan dengan empat hal itu maka seorang abdal akan benar-benar menjadi abdal. Mengkosongkan perut, diam, khalwat, dan berjaga.
Warning :
Uzlah wajib dilakukan bagi mereka yang memperdalam ilmu tasawuf atas
bimbingan dan petunjuk seorang syaikh Mursyid. Adapun bagi orang awam
seperti kita, pada hemat kami uzlah hukumnya sunah. Apabila kita
melakukannya dengan niyat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
bertafakur maka akan mendapat pahala apabila tidak melakukannya tidak
berdosa. Akan tetapi ada baiknya apabila kita memiliki waktu lapang
sesekali melakukan uzlah untuk menenangkan fikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar