kau lihat semua ini - berlakulah bagai orang yang melihat seseorang menuruti nalurinya, menonjolkan diri, dan kerananya, mengeluarkan bau busuk. Bila (dalam situasi semacam itu) kau enggan memerhatikan kebusukannya, dan menutup hidung dari bau busuk itu, begitu pula kau berlaku terhadap dunia; bila kau melihatnya, palingkan penglihatanmu dari segala kepalsuan, dan tutuplah hidungmu dari kebusukan hawa nafsu, agar kau aman darinya dan segala tipu-dayanya, sedang bahagianmu menghampirimu segera, dan kau menikmatinya. Allah telah berfirman kepada Nabi pilihan-Nya: "Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia, untuk Kami uji mereka dengannya, dan kurnia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal."(QS.20 -Thaaha :131).
Senin, 25 Juli 2016
FUTUUHUL GHOIB - Risalah 5
kau lihat semua ini - berlakulah bagai orang yang melihat seseorang menuruti nalurinya, menonjolkan diri, dan kerananya, mengeluarkan bau busuk. Bila (dalam situasi semacam itu) kau enggan memerhatikan kebusukannya, dan menutup hidung dari bau busuk itu, begitu pula kau berlaku terhadap dunia; bila kau melihatnya, palingkan penglihatanmu dari segala kepalsuan, dan tutuplah hidungmu dari kebusukan hawa nafsu, agar kau aman darinya dan segala tipu-dayanya, sedang bahagianmu menghampirimu segera, dan kau menikmatinya. Allah telah berfirman kepada Nabi pilihan-Nya: "Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia, untuk Kami uji mereka dengannya, dan kurnia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal."(QS.20 -Thaaha :131).
FUTUUHUL GHOIB - Risalah 4
Orang-orang bergegas-gegas mendatangimu, membawa bingkisan dan hadiah, dan mengabdi kepadamu, dalam segala kehidupan, dengan izin sang Pencipta segalanya. Lidah mereka senantiasa sibuk dengan doa dan syukur bagimu, di manapun mereka berada. Tiada dua orang Mukmin berselisih tentangmu. Duhai, yang terbaik di antara penghuni bumi, inilah rahmat Allah, dan Allahlah Pemilik segala rahmat.
FUTUUHUL GHOIB - Risalah 4
Orang-orang bergegas-gegas mendatangimu, membawa bingkisan dan hadiah, dan mengabdi kepadamu, dalam segala kehidupan, dengan izin sang Pencipta segalanya. Lidah mereka senantiasa sibuk dengan doa dan syukur bagimu, di manapun mereka berada. Tiada dua orang Mukmin berselisih tentangmu. Duhai, yang terbaik di antara penghuni bumi, inilah rahmat Allah, dan Allahlah Pemilik segala rahmat.
FUTUUHUL GHOIB - Risalah 3
Kemudian bila tak juga memperolehi pertolongan dari Allah, maka dipasrahkannya dirinya kepada Allah, dan terus demikian, mengemis, berdo'a merendah diri, memuji, memohon dengan harap-harap cemas. Namun, Allah Yang Maha Besar dan Maha Kuasa membiarkan ia letih dalam berdo'a dan tak mengabulkannya, hingga ia sedemikian terkecewa terhadap segala sarana duniawi. Maka kehendak-Nya mewujud melaluinya, dan hamba Allah ini berlalu dari segala sarana duniawi, segala aktiviti dan upaya duniawi, dan bertumpu pada rohaninya.
Pada peringkat ini, tiada terlihat olehnya, selain kehendak Allah Yang Maha Besar lagi Maha Kuasa, dan sampailah dia tentang Keesaan Allah, pada peringkat haqqul yaqin (* tingkat keyakinan tertinggi yang diperolehi setelah menyaksikan dengan mata kepala dan mata hati). Bahawa pada hakikatnya, tiada yang melakukan segala sesuatu kecuali Allah; tak ada penggerak tak pula penghenti, selain Dia; tak ada kebaikan, kejahatan, tak pula kerugian dan keuntungan, tiada faedah, tiada memberi tiada pula menahan, tiada awal, tiada akhir, tak ada kehidupan dan kematian, tiada kemuliaan dan kehinaan, tak ada kelimpahan dan kemiskinan, kecuali kerana ALLAH.
Minggu, 24 Juli 2016
FUTUUHUL GHOIB - Risalah 2
Bersabarlah selalu dan jangan menunjukkan ketidaksabaran. Beristiqomahlah; berharaplah kepada-Nya, jangan kesal, tetapi bersabarlah. Bekerjasamalah dalam ketaatan dan jangan berpecah-belah. Saling mencintailah dan jangan saling mendendam. Jauhilah kejahatan dan jangan ternoda olehnya. Percantiklah dirimu dengan ketaatan kepada Tuhanmu; jangan menjauh dari pintu-pintu Tuhanmu; jangan berpaling dari-Nya.
Segeralah bertaubat dan kembali kepada-Nya. Jangan merasa jemu dalam memohon ampunan kepada Kholiqmu, baik siang mahupun malam; (jika kamu berlaku begini) niscaya rahmat dinampakkan kepadamu, maka kamu bahagia, terjauhkan dari api neraka dan hidup bahagia di syurga, bertemu Alloh, menikmati rahmat-Nya, bersama-sama bidadari di syurga dan tinggal di dalamnya untuk selamanya; mengendarai kuda-kuda putih, bersuka ria dengan hurhur bermata putih dan aneka aroma, dan melodi-melodi hamba-hamba sahaya wanita, dengan kurnia-kurnia lainnya; termuliakan bersama para nabi, para shiddiq, para syahid, dan para shaleh di syurga yang tinggi.
FUTUUHUL GHOIB - Risalah 1
(2) harus menghindar dari segala yang haram,
(3) harus redha dengan takdir Yang Maha Kuasa. Jadi seorang Mukmin, paling tidak, memiliki tiga hal ini. Bererti, ia harus memutuskan untuk ini, dan berbicara dengan diri sendiri tentang hal ini serta mengikat organ-organ tubuhnya dengan ini.
TIDAK ADA BEBAN
Beliau berkata:
Sabda Nabi saw. :
“Aku dan golongan umatku yang taqwa memperoleh kelepasan dari beban.”
Taqwa tidak menjadi beban bagi penghambaan Allah, karena taqwa itu jelmaan dari tabiat kemanusiaannya. Ia menyembah Allah dengan lahir dan batininya tanpa ada rasa pembebanan untuk diri. Sedang untuk orang munafik dalam setiap situasinya – apa pun – menjadi beban, apalagi untuk menyembah Allah. Pembebanannya terrletak di bagian lahir jiwa dan menempatkan di bagian batiniahnya. Ia tidak mampu memasuki jalan yang dimasuki orang bertaqwa. Setiap tempat jadi panorama, setiap amal milik manusia dan perang dicipta juga milik manusia.
Wahai oang munafik bertaubatlah dari nifaqmu dan kembalilah dari pelarian munafiq. Bagaimana, engkau ditinggalkan-Nya, setan menertawakanmu. Jika kamu puasa, shalat, semua itu engkau lakukan demi makhluk bukan untuk Allah. Demikian pula jika engkau bersedekah mengeluarkan zakat dan haji. Perbuatan itu hanya kerja keras lagi memayahkan. Dalam waktu dekat engkau akan dicampakkan ke neraka Hawiyah bila engkau tidak segera bertaubat dan mengadukan diri atas kesalahanmu. Jagalah dirimu untuk mengikuti sunnah – bukan bid’ah – jagalah madzab kuno yang benar.
Celaka, engkau hafal Al-Qur’an tetapi tidak beramal darinya. Engkau pelihara sunnah Rasul tapi tidk beramal darinya. Maka, manakah pekerjaanmu yang berdasar sunnah? Engkau suruh manusia berbaik sedang kamu tidak melaksanakan baik. Engkau tahan mereka (dari berbuat buruk) tapi engkau tidak menahan dirimu dari perbuatan itu. Firman Allah :
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan.” (Qs. LXI :3).
Mengapa engkau berkata tetapi tidak menepati, engkau tidak malu. Bagaimana engkau mengaku iman tapi tidak beriman? Iman adalah manifestasi dari kelurusan (tahan) uji. Ia sabar membawa beban berat, ia pemberani (pelawan) ia pembunuh, iman adalah suatu hal termulia di atas segala dunia. Iman dimulyakan karena Allah semata dan bahwa nafsu diperhina karena setan. Barang siapaa meninggal pintu Al Haq tentu menuju pintu manusia. Barang siapa sia-siakan jalan Al Haq dan penaungan-Nya tentu duduk di jalan makhluk dan berlindung di sana. Barangsiapa dikehendaki oleh Allah kebaikannya, tentu pintu-pintu yang tembus makhluk ditutup baginya. Pemberi mereka diputus untuknya. Sehingga semua itu tidak berguna bagi dirinya.
Celaka, engkau riang dalam tempatmu di pagi hari, di musim dingin. Dalam waktu dekat akan datang musim panas dan menyedot air yang kamu simpan sampai kering, lingkunganmu mati karena musim panas itu pemutus (penghisap) air, sedang musim dingin menambah air melimpah. Jadi dirimu bersama Allah niscaya kamu beruntung, mulia, jadi pemimpin dalam menegakkan hukum.
Wahai sahay, hendaknya engkau menjaga perilaku, pakaian yang tidak pantas dan larilah dari kahluk dalam setiap tujuanmu. Bila engkau mampu ciptakan hubungan di bumi kelak untuk tempat akhirmu, lakukanlah! Adanya demikian semata untuk melatihmu sampai terpenuhi iman dan kekuatan pijak keyakinanmu, dan membuka mata hati lalu mengangkat kediamanmu dan terbang di angkasa menuju kekuasaan Allah; mengilingi dunia dari timur sampai barat, meliputi daratan, lautan tanah datar, gunung, dus mengelilingi langit dan bumi, sedang kamu bersama penjaga yang tesia. Ketika itu, lisanmu mekepas ucapan. Tanggalkan pakaianmu yang tidak kuat – dan sekarang – hadapilah manusia, keluarlah dari persembunyianmu, akrena, hakekatnya kamu sudah menjadi dokter bagi mereka tanpa menimbulkan rasa pedih dalam hati. Bahkan kamu tidak lagi mempedulikan sikap angkuh mereka, kebanyakan tabiat mereka, penghadapan mereka, pembelakangan mereka, pujian mereka dan cela mereka. Kamu juga tidak peduli lagi akan kejatuhanmu, karena kamu telah bersama Al-Haq.
Anak-anak muridku, fahamilah Pencipta kaunia ini dan bersopanlah di hadapan-Nya. Selagi hatimu jauh dari dia tentu kamu tetap berlaku tidak sopan di hadapan-Nya. Tapi bila kamu memperdekat diri baiklah adabmu. Ini laksana dua sahaya yang dipekak sebelum dikendarai raja, pabila telah dikendarai kendaraan mereka sama datang beserta perilaku meeka yang sopan, karena mereka dekat dengannya. Setiap individu dari mereka lari menuju Zawiyah (pondok tempat khalwat kaum zuhud) yang ditentukan. Penghadapan manusia itu menunjukkan penglihatan yang terbalik dari Al-Haq. Jika demikian maka tidak ada kata untung bagimu, sampai kamu tanggalkan tuhan-tuhan ciptaanmu, memutuskan causalita, meninggalkan penglihatan manusia dalam bentuk manfaat dan mudlarat.
Sesungguhnya kamu itu sehat-sehatnya orang sakit, terkaya daripada orang miskin, hidupnya orang mati, sampai kapan perlakuan ini kau tunjukkan di hadapan Allah Al-Haq, dan sampai kapan engkau berpaling dari Dia Sampai kapan penghidupanmu atas dunia dan pembinasaanmu atas akhirat? Sesungguhnya setiap individu darimu itu berhati satu, mengapa bisa mencintai dunia dan akhirat dalam satu waktu. Bagamana di sana terdapat dzikir sang pencipta dan yang dicipta dalam satu waktu, dan bagaimana hal itu bisa dihasilkan dalam satu situasi, satu kondisi dan satu hati? Yang demikian hanyalah dusta. Jauh sebelum ini Nabi saw. bersabda :
“Orang dusta itu suka menyisihkan iman.”
.Setiap bejana bisa menampung sesuatu. Perbuatanmu itu menunjukkan i’tikadmu, lahiriahmu menunjukkan batiniah. Sedang batiniahmu amat jelas bagi Allah dan orang-orang tertentu dari hamba-Nya. Jika mereka menerimakan sesuatu kepadamu maka beradablah di hadapan-Nya, dan taubatlah akan dosa-dosamu sebelum berjumpa dengan Dia. Kecilkan dirimu di hadapan Dia, rendahkan untuk-Nya. Pabila kamu berendah diri kepada orang-orang shalih berarti kamu telah berendah diri di hadapan Allah. Berendah dirilah karena orang berendah diri derajatnya ditinggikan Allah. Sebaik-baik perilaku di hadapanmu adalah yang engkau lakukan di hadapan orang yang lebih tua darimu. Nabi saw. bersabda :
“Barakah itu sebagian besar terdapat dalam orang-orang yang lebih tua darimu.”
Dikatakan : takwa itu melaksanakan perintah, mebghentikan cegah dan menetapkan Kitab dan Sunnah. Jika tidak, kamu termasuk orang tua yang tidak menetapkan pemulyaannya dan tidak mendoakan selamat atasnya, kalau begitu halnya ia tidak mengandung barakah. Orang tua yang taqwa, orang shalih yang wara’, kaum cendekiawan dengan ilmu dan orang-orang yang suci dengan amal, orang tua yang berhati jernih lagi berpaling dari selain Allah, oang tua yang berhati ma’rifat dengan Allah lagi alim, dekat dari-Nya; kala telah banyak pengetahuan hati dekatlah ia dari Al-Haq. Tetapi setiap hati yang cinta dunia maka ia tertutup dari Allah, dan setiap hati yang cinta akhirat maka ia dekat Allah.
Penutup kecintaan duniawimu mengurangi kecinntaan akhirat. Dan penetapan cintamu atas akhirat mengurangi kecintaanmu terhadap Allah. Ketahuilah, kemampuanmu jangan sampai jadi sebab penggoncangan jiwamu – yang tidak dikehendaki Allah--- Itu sebabnya di antara kaum Ulama adan yang berkata : “Barangsiapa tidak mengerti ketetapannya, maka diketahuinya ketentuannya itu jadi ketetapannya.” Jangan engkau berdiam di tempat yang menjadi tempatnya. Bila engkau masuk rumah jangan duduk di tempat yang kamu tidak disuruh oleh tuan rumah untuk mendudukinya.
Anak-anak muridku, sungguh kamu sia-siakan hidup berdasar ilmu dan menjaganya tanpa pengalaman. Itu mana mungkin bermanfaat bagimu. Nabi bersabda :
“Allah berkata di hari kiamat kepada para Nabi; Ulama : Kamu semua adalah para pengembala makhluk (umat) lalu apa yang kamu perbuat dalam penggembalaanmu. Dan Allah berkata kepada para pemimpin, orang-orang kaya : Kamu semua adalah pembawa kunci gudang-Ku, apakah kamu sudah bersambung dengan orang fakir, memelihara anak-anak yatim, menafkahkan darinya menurut kewajiban yang Kutentukan atasmu.”
Wahai manusia berpetuahlah menurut petuah yang datang dari Rasul saw. dan jadikan ia standar ucapanmu. Alangkah kesat hatimu! Celaka engkau wahai orang munafik, engkau harapkan aku agar keluar dari negeri ini. Seandainya engkau buat oleh permainan masalah untuk mengganti ketentuan ini, mengoyak-koyak organ tubuhku dan merobah bicara ini; sungguh aku lebih takut siksa Allah di hari mendatang.
Celaka! Engkau tertawakan aku, sedang aku berada di pintu Allah untuk menyeru manusia menuju-Nya, ku tunggu jawabmu. Wahai orang munafik niscaya engkau akan melihat siksa Allah dan siksa-Nya di dunia dan akhirat. Firman-Nya :
“Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (Qs. LV:29).
Bahkan setiap detik, waktu untukmu dan waktu untuk selainmu.
Anak-anak muridku, bila engkau ingin berlapan dada dan memperharum hati, maka engkau jangan denganrkan ucapan makhluk termasuk rayuan mereka.
Makhluk pertama itu bermasyarakat, dan yang kumaksud ini adalah makhluk (manusia) yang suka menyendiri, ya, kesendirian dari anak kendati hanya tunggal – keturunan Adam – lalu ia merobah arti yang pertama dan menggantinya. Penciptaan mereka dari air hinanya. Hatinya menyempit karena melihat polah manusia, maka berusaha mencari pintu rahasia milik mereka. Sehingga terjadilah untuk dirinya dunia akhirat, surga neraka. Jika ditelusuri seluruh makhluk dan keberadaan segala ini bermula dari satu. Kemudian semua keberadaan itu diserahkan kepada mereka bersama rahasia-rahasianya. Lalu di antara mereka ada yang tenggelam dan tidak tampak lagi. Di sana juga ada ketentuan seperti ketampaan itu, yang, jika diumpamakan kemampuannya akan sesuatu yang dikehendaki terajdi padanya. Tongkat Musa a.s. menelan bermacam tambang dan benda-benda lain, kendati dalam tongkat itu tidak berubah. Aku menghendaki agar Allah mengajarimu tentang hal itu; selain hikmah. Karena yang diperagakan oleh tukang-tukang sihir di hari pertunjukan tersebut merupakan ketinggian hikmah dan kecerdikan. Sedang yang nampak dalam tongkat Musa as. Adalah kehendak Dia, yang baisa disebut Mukjizat. Karena itu pemimpin tukang sihir berkata kepada salah seorang temannya : “Lihatlah Musa!” yakni keadaan dia.
Anak-anak muridku, kapan kamu tegak dari hikmah ke Qudrat, kapan kamu sambung amalmu dengan himah kehendak Allah, kapan kamu sambung kesimpulan amalmu di pintu yang memperdekat dirimu dari Tuhan, kapan kamu lihat cahaya ma’rifat menghadap hati awam dan khowash; jangan lari dari Allah karena takut cahaya-Nya.
Sesungguhnya coba Dia yang ditimpakan atasmu akan mempersejuk dirimu. Apakah engkau akan surut ke causalita dan meninggalkan pintu-Nya atau tidak? Apakah engkau kan kembali ke lahir atau batin? Kembali ke penemuanmu atau yang tidak engkau temui? Kembali ke suatu yang tampak atau yag tidak tampak? Wahai Allah janganlah Engkau memberi cobaan pada kami (melebihi kemampuan), Wahai Allah limpahkanlah rizki pada kami agar memperdekat dengan-Mu tanpa bala’. Wahai Allah perdekatlah dan lunakkanlah hati kami, wahai Allah dekatlah jangan jauh, tiada kuasa bagi kami untuk menjauh dari-Mu, tiada juga atas kerasnya coba. Rizkikan untuk kami agar dekat kepada-Mu, serta tiada api cobaan. Atau jika ada, atau tidak bisa tidak harus terjadi bersama api coba, maka jadikan untuk kami di sana pembalut kulit dari kehangusan api yang menyengat, Jadikan untuk kami api, seperti api Ibrahim kekasih-Mu, tumbuhkan di sekitar kami rerumputan seperti Engkau tumbuhkan di sekitarnya, dan kayakan kami dari segala sesuatu seperti Engkau memperkayakannya, jinakan kami, hadapkan kami seperti Engkau menghadapkannya dan peliharalah kami seperti Engkau memelihara Ibrahim, kekasihmu.
Ibrahim a.s. telah meraih pertalian (rafiq) sebelum berjalan (tariq), berumah sebelum bertetangga, berjinak sebelum takut, keras sebelum sakit, sabar sebelum dicoba, ridlo sebelum datang kepastian. Belajarlah dari bapakmu, Ibrahim as. Bertuntunlah dengannya baik kata atau perbuatannya.
Anak-anak muridku, usahakan bersama Allah selalu dan berdiam kala datang kehendak atau perbuatan-Nya. Sehingga engkau lihat kelembutan dari-Nya tanpa hingga. Dengarkan kamu, nama Jalunus Al Hakim? Bagaimana kebisuan dan kediamannya dalam menerima uji coba, sampai ia berhasil mengantongi setiap ilmu yang datang dari-Nya. Hikmah Allah tiada kan datang di hatimu oleh igauan dan kegoncanganmu terhadap Dia, apalagi engkau lari dari-Nya.
Wahai Allah, limpahkanlah untuk hamba pertalian ini, lepaskan dari ketergoncangan.
“Dan berikan untuk kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan selamatkan kami dari siksa neraka.”
UJIAN BAGI ORANG BERIMAN
Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilany
Jum’at pagi 12 Syawal tahun 545 Hijriyah di Madrasah Al Namura,
Beliau berkata:
Dari Nabi saw.
“Sesungguhnya Allah tidak menyiksa kekasihnya tetapi hanyalah mencobainya.”
Orang beriman tetap bertahan dari cobaan Allah, kecuali malah menghantarkan dirinya ke puncak kebaikan, baik di dunia atau di akhirat. Di antara cobaan itu adalah menerima bala’ dan sabar dalam menghadapinya tanpa mengadu kepada orang lain atau meminta bantuan kepada mereka – selain Allah – bahkan saat itu ia lebih giat sibuk bersama Dia.
Wahai orang yang disibukkan urusan dunia, sambutlah suara ini dalam tempat ini. Engkau bicara dengan mulutmu tanpa engkau ikuti dengan hati. Engkau berpaling dari Allah, juga firman-firman-Nya, dari Nabi-Nya dan para pengikut mereka, juga terhadap kebenaran orang-orang yang menjadi penerus mereka (‘ulama). Kamu pencabut kepastian dan ketentuan. Sungguh engkau terima pemberian makhluk – lebih kau utamakan – daripada pemberian Al-Haq. Rupanya tiada kalam dari Allah yang kau dengar, tidak juga dari suara-suara hamba yang shalih yang bisa membawamu taubat, ikhlas bertaubat dan konsisten di sana. Terimalah ketentuan atau kepastian yang tersurat atas dirimu. Jagalah apa yang membawa kemulyaan dan merendahkan dalam fakir dan kaya, dalam sehat dan sakit, dan tehadap apa pun yang engkau sukai atau bahkan yang engkau benci.
Wahai manusia ikutilah ini, sehingga praktis engkau menjadi pengikutnya, layanilah sehingga praktis engkau menjadi pelayannya, ikutilah yang lebih utama dan layanilah Dia sehingga ia menyertai dan melayanimu.
Wahai hamba jika kamu sedia melayani kau pun dilayani, jika kamu berhenti Dia pun berhenti. Layanilah Al-Haq, jangan sibuk lalu meninggalkan-Nya karena melayani para pemimpin yang tidak membawa mudharat atau manfaat. Mana saja mereka memberimu? Apakah mereka mampu memberimu apa yang tidak dibagi untukmu, atau mentukan pembagian sesuatu yang tidak dibagikan oleh Allah. Tidak ada yang perlu diistimewakan untuk mereka. Pabila engkau berkata bahwa, peberian mereka itu mendahului, maka kafirlah kamu. Bukankah engkau tahu sesungguhnya tiada pemberi, tiada penolak, tiada pencelaka, taida yang qadim, tiada yang akhir kecuali Allah. Jika engkau berkata sesungguhnya aku tahu hal itu; maka ku katakan padamu : “Bagaimana engkau tahu? Dan mendahulukan selain Dia?”
Celaka, mengapa engkau rusak akhiratmu denga duniamu, bagaimana engkau rusak ketaatanmu kepada-Nya dengan mengganti tunduk pada nafsu, setan dan makhluk? Bagaimana engkau rusak taqwa dengan pengaduanmu kepada selain Dia? Tahukah engkau bahwa Allah pemelihara orang taqwa dan menjadi penolong mereka, pembenteng mereka dan sumber pengetahuan mereka, dan penyelamat mereka dari kebenciannya? Penglihatan hati mereka dan pelimpah rizki untuk mereka tanpa batas? Dia berkata ( dalam Hadits Qudsi?) :
“Wahai anak Adam malulah kepada-Ku seperti engkau malu kepada tetanggamu yang shalih.”
Sabda Nabi saw. :
“Apabila pintu seorang hamba terkunci, dan turun tirainya, dan tidak jelas dalam memandang makhluk, dalam kesunyian bermaksiat kepada Allah; atas ddirinya Allah berkata : “Wahai anak Adam, engkau jadikan Untuk-Ku pandangan yang mudah bagimu?.”
JANGAN HANYA LAHIRNYA YANG DI PERBAIKI
Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilany
Selasa sore 19 Syawal tahun 545 Hijriyah di Madrasah Al-Namurah
Beliau berkata: Bajunya nampak elok dan bersih hatinya kotor, berzuhudlah dalam kebolehan dan malas bekerja untuk makan guna mengisi agama, dan tidak mengenal wara (memelihara diri dari perkara haram dan subhat) terhadap makanan yang jelas haram. Bagi orang umum permasalahan itu tidak jelas tetapi bagi al khawash (abdal) sama sekali tidak – tetap jelas --- . Setiap zuhud dan kebaktiannya hanya dari lahirnya saja. Lahiriahnya memerintah, tetapi batiniahnya menentang.
Celaka kamu tunduk kepada Allah hanya dengan hati bukan meliputi acuan. Segala hal ini bergantung pada hati dan dimensi ketiga (sirr). Telanjangkan dirimu terhadap apa pun yang jiwamu bertempat di sana, hingga punya mu dicabut Allah tiada terasa sakit. Kosongkan dirimu hingga Dia bersamamu. Tinggalkan baju kelemahan dalam hak Allah. Lepaskanlah baju keberhentianmu bersama makhluk dan persekutuanmu bersama mereka, lepaskan baju syahwat, baju dungu, baju ujub dan baju nifaq, juga baju cintamu menerima makhluk dan penerimaan mereka atasmu, dan pemberian mereka untukmu, lepaskan pakaian dunia dan pakaian-pakaian akhirat.
Tanggalkan pengitarmu, kekuatan dan kemarahanmu, campakkan dirimu di hadapan Al-Haq tanpa daya kekuatan dan tanpa mengenal henti dalam pertautan sebab (causalita), tanpa menyekutukan makhluk. Bila engkau laksanakan ini engkau akan melihat kelembutan Dia datang mengitarimu. Rahmat-Nya terkumpul untukmu, nikmat dan pemberian-Nya menutupimu. Tujulah Dia, putuskan dunia dengan telanjang. Jalanlah kepada-Nya dengan terputus dan terpusat dari selain Dia. Tujulah Dia dalam pencarianmu; yaitu pencarian yang bisa menyatukan dirimu dan mempagutkan jiwamu dengan kekuatan lahir dan batin. Sehingga kalaupun keberadaan ini terkunci untukmu dan yang berat dibebankan atasmu engkau tidak merasa berat, bahkan di sana ia menjagamu dari kelenyapan makhluk melalui tauhid yang engkau genggam, mengosongkan dunia dengan tangan zuhud dan mengosongkan segala selain Allah dengan genggaman cinta, sungguh sempurnalah; baik dan selamat, dan beruntung mendapat kebaikan dunia dan akhirat.
Jagalah dirimu dari perbudakan nafsu, hawa dan setan-setan penunggumu sebelum mati. Jagalah kematianmu secara tertentu sebelum datang kematian sesungguhnya.
Wahai manusia sambutlah seruku ini, karena aku berdoa kepada Allah untukmmu agar dirimu tersampai ke pintu-Nya serta menaati perintah-Nya. Aku tidak mendoa-kanmu agar dirimu sampai ke pintu-Nya serta mentaati perintah-Nya. Aku tidak mendoakanmu untuk diriku pribadi. Orang munafik itu tidak mau berdoa kepada Allah untuk manusia umum, tetapi ia berdoa untuk diri sendiri, pencari untung dan penerima untung. Wahai orang dungu, mengapa engkau enggan mendengar suara ini dan bermalas-malasan dalam Biara bersama nfsumu. Pertama kali yang engkau butuhkan adalah persahabatan dengan orang-orang alim, membunuh nafsu dan segala sesuatu selain Allah, baru memungkinkan kamu memasuki tempat mereka. Maksudku adalah; orang berilmu, setelah itu menyendiri bersama mereka dan bertempat dalam kediaman sendiri bersama Al-Haq. Kalau demikian sudah jelas sempurna atasmu niscaya engkau akan merobah menjadi pengobat manusia lain, menjadi penjembat memperoleh petunjuk atas konsesi Allah. Lisanmu terpelihara tapi hatimu maksiat. Lisanmu penuh memuji Allah tapi hatimu lari dari-Nya. Lahirmu Muslim tapi hatimu kafir. Rupanya hatimu seperti gamping yang runtuh dari rumah mandi. Bila hal ini terjadi terus menerus padamu, berarti setan berrhasil membangun pos-pos dalam hatimu dan menjadi pemukimannya yang paling strategis.
Orang beriman tentu menjunjung penghidupan batininya untuk menghidupkan lahiriah. Mereka laksana pekerja rumah yang memberi harta kepada setiap orang yang memasukinya, padahal pintunya runtuh. Setelah penghidupannya sempurna lalu mereka memperbaiki pintunya. Demikian Bidayah Allah dan Ridha-Nya, baru mereka berpaling menuju makhluk (manusia) dengan izin-Nya. Bidayah akan menghasilkan akhirat lalu akan mendapatkan bagian dari dunia.
Jumat, 22 Juli 2016
Pengenalan ( Kitab Sirr Al Asrar )
“Kemudian Kami wariskan Kitab itu kepada mereka yang Kami pilih daripada hamba-hamba Kami, tetapi sebahagian daripada mereka menganiayai diri mereka sendiri, dan sebahagian daripada mereka cermat, dan sebahagian daripada mereka ke hadapan dalam kebajikan-kebajikan dengan izin Allah, yang demikian adalah kurniaan yang besar”. (Surah Fatir, ayat 32).
“Tidak takut kepada Allah daripada hamba-hamba-Nya melainkan orang-orang yang berilmu Pengetahuan” (Surah Fatir, ayat 28).
Petikan surat Syeikh Abdul Qadir al-Jailani
Tidak diizinkan matahari mengejar bulan dan tidak pula malam mendahului siang. Tiap sesuatu berjalan pada landasan (masing-masing).
BERAMAL IHLAS KARENA ALLAH
Dunia ini dalah pasar, tapi tak sampai lama, tiada seseorang pun yang tinggal di sana. Kala malam tiba, penghuninya sama pergi. Bermujahadahlah bahwa kamu tidak akan berjual beli di pasar ini kecuali, sesuatu yang bermanfaat di akhirat nanti, karena pencela itu selalu memandangmu. Esakan Allah, ikhlas dalam amal untuk Dia semata. Dia lah pemberi, tetapi kamu amat sedikit memberi kendati untuk sesamamu.
Anak-anak muridku, jadilah orang berakal dan belaku sopan di hadapan Allah atau ciptaan. Kamu jangan aniaya mereka; sedang kamu mencuri sesuatu dari mereka, apa yang kau punya.Tiada harta untukmu sampai tanda tangan di terima wakilnya, maka ketika itu kamu baru tahu pemberian sebelum tanda tangan; tidak diberi sesuatu yang paling kecil atau yang terbesar kepadamu, kecuali atas ijin Allah, bersama pengesahan dan ilhamnya dalam hati. Jadilah emikir yang menetapkan tampatmu di hadapan Alah, karena rizki itu terbagi menurut pembagian-Nya.
Dengan muka macam apa kamu akan menjumpai Dia besok, sedang ketika di dunia kamu selalu menentang-Nya sambil berpaling menuju ciptaan untuk menyekutukan, segala kebutuhan kau utarakan kepada sesama dan berpasrah dalam kepentingan mereka, padahal kebutuhan kepada sesama berarti siksa, tentu amat banyak peminta tapi tiada yang keluar dari mereka – suatu permintaan – kecuali sika, sedang di antara mereka yang terkecil tanpa merasa benci dalam kebenaran-Nya, ketika kamu meminta pati dirimu sendiri tersiksa berarti ada dalam jalan haram berupa tidak bersedia memberi.
Anak-anak muridku, bagiku, pertama kali dalam menanggapi situasi ini adalah tentang kelemahan ketika mencari sesuatu kepada sesama dan sesuatu yang kau miliki tapi tidak kau ketahui “dari mana”, tidak kau lihat “bagaimana”, Jika kamu mampu memberi tanpa menghendaki sesuatu lakukanlah, kamu ingin menjadi palayan tanpa mencari pelayan laukanlah, setiap orang berbuat untuknya dan bersamanya, maka lihatlah mereka bagaimana keganjilannya di dunia dan akhirat, lihatlah kesufian dan kesiagaan mereka di hadapan-Nya.
Wahai sahya, bila Islam tidak berbesit dalam jiwamu, bagaimana iman bsia tumbuh, jika iman tidak terdapat dalam jiwa, berarti kamu tidak punya keyakinan, jika yakin tidak kamu punyai, berarti ma’ruf tidak ada padamu – apalagi kamu sampai mengenal-Nya. Nah, inilah derajat dan peringkat yang tumbuh dalam jiwa. Bila Islam bersih, bersih pula penyerahanmu. Jadilah penyerah diri kepada Allah meliputi keberadaanmu – beserta memelihara hukum syara’, serahkan jiwamu menurut kewajibannya, perbaguslah adab bersama Dia dan ciptaan-Nya, kamu jangan aniaya dirimu sendiri atau yang lain, karena perbuatan aniaya itu mempergelap hati, mengkelamkan muka serta catatan amal, kamu jangan mengaiaya atau menolong penganiaya. Karena Nabi saw. bersabda :
“Akan ada panggilan di hari kiamat ; di mana penganiaya, di mana pembantu penganiaya, di mana orang yang melihat mereka sedih, di mana orang yang bertemu mereka sakit? Kumpulkan mereka dan letakkan dalam peti dari neraka.”
Larilah dari cptaan, berjanjilah jangan menjadi penganiaya atau teraniaya, jika kau mampu lebih baik jadi orang teraniaya – daripada menganiaya – karena pertolongan Allah pasti melimpah orang teraniaya, apalagi jika tidak terdapat orang yang menolong. Nabi saw. bersabda :
“Jika orang yang teraniaya tidak menjumpai penolong selain Allah, maka sesungguhnya Dia berkata : tentu Aku beri pertolongan padamu kendati telah berlalu.”
Sabar itu, satu jalan untuk memperoleh pertolongan, mengangkat derajat dan memperoleh kemuliaan. Wahai Allah, kami mohon kepada-Mu agar bersabar bersama-Mu, kami mohon takwa, terbebas dari segala ini dan sibuk bersama-Mu, dan agar tersingkap hijab antara kami dan Engkau.
Jadilah perantara antara dirimu dengan-Nya, karena berhenti bersama-Nya aalah kesibukan. Tiada penguasa, tiada yang kaya tiada yang mulia kecuali Allah.
Wahai munafik, sampai kapan kamu beriyah’ dan bermunafiq? Celaka kamu, bagaimana tidak malu kepada-Nya dan tidak yakin akan perjumpaan dengan Dia? Waktu ini kamu beramal untuk-Nya sedang batinmu untuk yang lain, kembalilah, temukan urusanmu dan bersihkan niatmu untuk-Nya, bersungguhlah --- bertekad -- tiak akan makan sesuap pun atau berjalan satu langkah atau beramal sesuatu kecuali dengan niat bagus.
Kau tahu, cipta dan pencipta tidak bisa disatukan, dunia dan akhirat dalam hati tidak bisa dipadukan, tidak bisa dilukiskan, tidak bisa dibenarkan, tidak datag sesuatu darinya; baik ciptaan atau pencipta, baik dunia atau akhirat. Tetapi keberadaan ciptaan sungguh bisa dilukiskan dalam lahir jiwamu, sedang pencipta terlukis melalui batin, dunia di tangan akhirat dalam hatimu, tetapi jika sudah di hati jangan kamu satukan. Kacalah dirimu dan pilihlah untuk-Nya, jika kamu berkehendak dunia, keluarkan akhirat di hati, jika menghendaki akhirat, bebaskan dunia dari hati, jika kamu ingin dekat Tuhan, bebaskan hatimu dari dunia dan akhirat, Selagi di hatimu terpercik sesuatu selain Allah, kamu tidak akan bisa menyaksikan kedekatanmu dengan Allah. Pikirlah, jangan sesekali mendatangi pintu-Nya keculai dengan tancapan yang benar, karena setiap pandang pasti menghianatimu.
Anak-anak muridku, rupanya yang kau ketahui cukup mempersibuk diri darupada yang tidak kamu ketahui, bebaskanlah nafsu dari hatimu tentu kebaikan datang mengitarimu, karena hal itu sebagai kekeruhan yang amat, tapi kala nafsu telah keluar kejernihan pasti datang tanpa membawa keruh, bahkan hal itu membawa perubahan yang esensial. Firman Allah :
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum, sebelum mereka merubah keadaan diri mereka sendiri.” (Qs.XIII:11).
Wahai manusia, dengarkan ini, wahai mukallaf camkanlah kalam Sal Baari (Dzat Pencipta), ia adalah sebenar-benar perkataan. Cemburukan dirimu untuk-Nya terhadap sesuatu yang dibenci hingga jalan membentang seperti yang mereka cinta datang untukmu.
Dengarlah kataku, termimalah permukaan bumi ini orang berani berbicara di hadapan ummat dalam situasi seperti ini, kecuali aku. Aku membutuhkan perangan mereka, bukan untukku, kendati aku mencari yang lain, tetapi aku tetap membutuhkan mereka. Setiap kalimat yang keluar dariku kepada mereka bukan berarti aku membutuhkannya, sungguh, aku tidak membutuhkan kecuali Allah. Mana sesuatu yang dikehendaki, bukan dunia, bukan akhirat, juga bukan isi kedunya, sedang Dia Maha Mengetahui kebenaranku. Karena Dia Mahatahu kendati yang kasat mata.
Seseorang tidak mencari gambaran Allah, tetapi ia mencari ma’nawinya, yaitu mengesakan, ikhlas dan menyingkirkan kecintaan dunia akhirat dari hati, menjadikan segala sesuatu dalam keterasingan bersama-Nya. Jika hal ini sempurna atasmu berarti kamu lebih mencintai, lebih dekat dan lebih meninggikan Dia daripada yang lain.
Wahai Tuhan kai, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
SABAR
Hari Ahad tanggal 17 Syawal 545 H di Pesantrennya.
NASIHAT SEORANG MU’MIN KEPADA SAUDARANYA
Hari Jum’at Pertengahan Syawal Tahun 545 H, di Madrasahnya
Selasa, 19 Juli 2016
SEBAB CINTA ALLAH KEPADA HAMBA-NYA
Hari Selasa Sore tanggal 12 Syawal tahun 545 H di Madrasahnya
TAUBAT
Hari ahad, 10 syawal 545 H
“Siapa saja yang dibukakan pintu kebaikan, hendaknya ia cepat meraihnya, karena ia tidak tahu kapan pintu itu ditutup untuknya.”
Wahai anak-anakku, di sana tak ada kecuali Khaliq Azza wa-Jalla. Jika anda bersama Sang Khaliq, maka anda adalah hambaNya. Jika anda bersama makhluk, anda adalah hamba makhluk, tak ada lagi ucapan sampai anda menempuh padang gersang dan keterluntaan hatimu. Karena itu rahasia batinmu harus terpisah dengan mereka. Ingatlah orang yang mencari Allah ta’ala berarti berpisah dengan semuanya, karena anda telah yakin bahwa segala sesuatu dari makhluk itu adalah hijab bagi Allah Azza waJalla, dan setiap seseorang berada dalam ketetapan bersama makhluk dalam rahasia batin, pasti akan menghijab dirimu.
“Dunia adalah ladang akhirat, siapa yang bertanam kebajikan, akan mengetam kegembiraan, dan siapa yang menanam keburukan akan menuai penyesalan.”
“Ya Allah ingatkan kami dari tidurnya orang yang sedang alpa padaMu, yang senantiasa membodohi diriMu”. Amin.
“Tidak ada satu pun yang menyamaiNya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Carilah Sang Pemberi Nikmat, jangan mencari nikmat. Carilah tetangga yang baik sebelum anda menempati rumah. Karena Dialah yang Ada sebelum sesuatu ini ada, dan yang menciptakan segalanya, sekaligus Yang Maha Eksis setelah segalanya tiada.
Ingatlah akan maut, bersabar atas cobaan, bertawakkal kepada Allah dalam segala hal. Jika tiga perilaku ini bersemayam dalam diri anda, sementara malaikat datang mengingatkan kematian, maka zuhud anda telah benar.
Dengan kesabaran anda meraih apa yang dikehendaki Allah Azza wa-Jalla. Dengan tawakkal, segala sesuatu akan keluar dari hati anda, dan anda bisa bergantung kepada Allah, anda selamat dari dunia, akhirat, dan segala hal selain Allah. Maka anda bisa ringan dengan segala penjuru, tak satu pun dari semua makhluk ini punya peluang memasuki jiwa anda, anda terlindungi, terjamin dari segala arah. Allah memelihara diri anda dari delapan penjuru, tak ada jalan bagi yang lain (melainkan Allah).
Seluruh pintu tertutup, dan seluruh arah terbuntu, maka anda akan tergolong orang yang disebut oleh Allah ta’ala:
“Sesungguhnya hamba-hambaKu, tidak ada bagimu (syetan) untuk menguasai mereka.”
“Orang yang hanya menghendaki WajahNya.”
“Allah telah merampungkan (catatannya) dari kehidupan, rizki dan kematian. Pena telah menuangkan (tinta) dengan apa yang terjadi.”
Wahai kaum Sufi, amalkan dari yang bersifat lahiriyah ini, dengan garis hitam di atas yang putih, hingga anda mengamalkan atas hakikat batin dari perkara ini. Jika anda mengamalkan dengan menunaikan yang lahir maka anda akan memahami yang batin. Yang pertama memahami adalah rahasia batinmu, lalu mendekte hatimu atas dirimu, lalu dirimu mengejakan pada lisanmu, dan lisanmu pada perilakumu. Semua itu dilakukan demi kebaikan dan manfaat para hamba. Betapa sangat beruntung kalian semua jika berselaras dengan kehendak Allah Azza-wa-Jalla dan anda mencintaiNya. Tapi awas, anda telah mengaku mencintai Allah Azza wa-Jalla, padahal banyak syarat di sana.
Bila kecintaan pada Allah bersemayam di qalbu hamba, ia senantiasa akan serba mesra bersamaNya, dan membenci apa yang mengganggunya.
Bertobatlah kalian dari pengakuan dustamu. Karena semua itu tidak akan pernah tiba dengan hanya berangan-angan, berkhayal, bersunyi-sunyi, berdusta, nifaq dan berbuat-buat sok mencintai.
Dan Syeikh ra. berkata:
Karena itu tetaplah dalam keselarasan dengan Allah Azza wa-Jalla, baik dalam suka maupun duka, miskin dan kaya, musim hujan atau kemarau, sakit maupun sehat, baik dan buruk, meraih keinginan atau terhalang. Tak ada obat kecuali pasrah diri pada Allah ‘Azza wa-Jalla. Bila Allah telah menentukan, jangan takut dengan ketentuanNya, jangan menentang, jangan pula mengadu kepada selain Allah. Karena sikap anda bisa menambah bencana. Namun hendaknya anda tenang, diam dan berselubung, dan tetap di sisiNya. Pandanglah apa yang anda amalkan, dan disana anda bergembira atas perubahan dan pergantiannya. Bila anda bisa demikian, anda bersama Allah di sana, apalagi bisa merubah ketakutan menjadi kemesraan, dan penyatuan menjadi kegembiraan bersamaNya.
“Ya Allah jadikan kami di sisiMu dan bersamaMu.” “Ya Allah berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan lindungi kami dari siksa api neraka.”
JANGAN BERHAYAL KAYA
Jumat 8 syawal 545 H.