لاتكن تأخر امد العطاء مع الالحاح فى الدعاء موجبا ليأسك فهو ضمن لك الاجابة فيما يختار لك لافيما تختار لنفسك, فى الوقت الذى يريد لافي الوقت الذى تريد
JANGANLAH
KARANA KELAMBATAN MASA PEMBERIAN TUHAN KEPADA KAMU, PADAHAL KAMU TELAH
BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM BERDOA, MEMBUAT KAMU BERPUTUS ASA, SEBAB الله
MENJAMIN UNTUK MENERIMA SEMUA DOA, MENURUT APA YANG DIPILIH-NYA UNTUK
KAMU, TIDAK MENURUT KEHENDAK KAMU, DAN PADA WAKTU YANG DITENTUKAN-NYA,
TIDAK PADA WAKTU YANG KAMU TENTUKAN.
Hukum
yang berlaku bagi seorang hamba adalah jika ia tidak menentukan pilihan
untuk dirinya dan tidak menentukan suatu keadaan dari beberapa keadaan
yang ia anggap baik bagi dirinya di hadapan Tuhannya, karena pada
hakekatnya ia sama sekali tidak mengetahui apa yang baik bagi dirinya di
hadapan Tuhannya. Terkadang ia membenci sesuatu padahal itu baik
baginya. Dan terkadang ia mencintai sesuatu padahal itu buruk baginya.
Telah berkata Sayyidy Syaikh Aby’l Hasan Asy-Syadzily RA , “Janganlah engkau memilih sesuatu dalam hal urusanmu, dan memilihlah untuk tidak memilih. Dan larilah dari pilihan itu dan dari larimu dari pilihan itu kepada الله Azza WaJalla. Dan Tuhanmu telah menciptakan segala sesuatu dan memilihnya.
Telah
datang seseorang menghadap Syaikh Abu’l Abbas Al-Mursy RA dan pada saat
itu beliau sedang mengalami kesakitan. Maka berkatalah orang tersebut,
“Semoga الله
menyembuhkanmu wahai tuanku.” Namun Syaikh Abu’l Abbas hanya diam saja
dan tidak menjawab. Kemudian untuk beberapa saat orang itu diam.
Kemudian orang itu berkata lagi, “Semoga الله
memberikan kesentosaan kepada engkau wahai tuanku”. Maka berkatalah
Syaikh Abu’l Abbas, ‘Adapun engkau memintakan kepadaku sesentosaan,
sesungguhnya aku telah memintanya. Dan keadaan apa yang ada padaku
sekarang ini adalah termasuk kesentosaan. Demikianlah RasuluLlah SAW
telah meminta keselamatan kepada الله
Ta’ala kemudian beliaupun mengalami cedera pada perang khaibar. Dan
Sayyidina abu Bakar Ash-Shiddiq RA telah meminta keselamatan kepada الله Ta’ala dan sesudah itu beliau meninggal karena diracun. Dan Sayyidina ‘Umar RA telah meminta keselamatan kepada الله Ta’ala dan setelah itu beliau meninggal karena Tha’un. Dan Sayyidina Utsman RA telah meminta kepada الله Ta’ala keselamatan, namun setelah itu beliau meninggal dalam keadaan tersembelih. Dan Sayyidina ‘Aly RA telah memohon kepada الله Ta’ala keselamatan, dan setelah itu beliau meninggal karena dibunuh. Apabila engkau memohon kepada الله Ta’ala kesentosaan, maka memohonlah kepadanya sekiranya menurut-Nya itu adalah kesentosaan bagimu.
Maka
wajib bagi seorang hamba untuk menyerahkan dirinya kepada Tuhannya
dengan anggapan bahwa semua kebaikan adalah apa yang dipilihkan untuknya
meskipun terkadang pilihan itu tidak sesuai dengan kehendak diri dan
hawa nafsunya. Oleh karena itu apabila ia meminta sesuatu yang baik
kepada الله Ta’ala maka ia yakin bahwa doanya pasti terijabah. Sebagaimana firman الله Ta’ala,”Telah berkata Tuhanmu, ‘Mintalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan untukmu’”. Dan telah berfirman pula الله Ta’ala, “Dan
apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka katakanlah
sesungguhnya Aku itu dekat, Aku mengabulkan permintaan orang yang berdoa
apabila ia berdoa”
Hadits diriwayatkan dari sahabat Jabir RA berkata, “Aku mendengar RasuluLlah SAW bersabda, ‘Tiada seorang hamba yang berdoa kepada الله Ta’ala melainkan الله
Ta’ala memberikan apa yang ia minta, atau dihindarkan dari kejahatan
yang sebanding dengan permintaan itu selagi ia tidak meminta suatu
perbuatan dosa atau memutuskan silaturahmi”.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dari RasuluLlah SAW beliau bersabda, “Tiada
seorang pun yang berdoa melainkan di kabulkan, atau dihindarkan dari
keburukan yang sepadan dengan doanya atau dihilangkan dosanya yang
nilainya sepadan dengan apa yang ia minta selagi tidak meminta keburukan
atau memutuskan silaturahmi”.
Dengan demikian, terkabulnya doa adalah suatu yang pasti bagi setiap pendo’a sebagaimana janji الله Ta’ala. Adapun bentuknya adalah terserah الله
Ta’ala demikian pula waktu keterkabulannya. Dan terkadang tercegahnya
pemberian dan tertundanya pemberian adalah merupakan bentuk ijabah dari الله Ta’ala bagi orang yang faham terhadap الله Ta’ala. Maka jadilah hamba itu tidak berputus asa dari kemurahan الله Ta’ala. Apabila ia melihat pencegahan dari الله atau tertundanya pemberian meskipun ia telah bersungguh-sungguh dalam berdoa maka terkadang pemberian itu ditunda untuk diberikan di akhirat kelak dan itu lebih baik baginya. Dan telah datang penjelasan dalam khabar bahwa seorang hamba dibangkitkan pada hari kiyamat kemudian الله Ta’ala berfirman kepadanya, Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu untuk menyampaikan semua hajatmu kepada-Ku ?” maka hamba itu menjawab “Ya, aku telah menyerahkan segala permohonanku kepada-Mu”. Maka berfirmanlah الله Ta’ala, “Tiada
sesuatupun yang engkau minta melainkan Aku Ijabah untukmu. Akan tetapi
Aku berikan sebagian ketika di dunia dan sebagian lagi tidak aku berikan
di dunia namun Aku simpan untukmu di akhirat. Maka sekarang ambilah…..” sehingga hamba itu berkata, “Aduhai seandainya tidak diberikan kepadaku di dunia semua permintaanku”.
Dan sungguh telah datang penjelasan dari RasuluLlah SAW tentang arti cegahan الله dari keterkabulan dengan segera di dalam doa dalam sabda beliau SAW, “Akan di ijabah bagi kamu sekalian selagi tidak tergesa-gesa dan ia berkata aku telah berdo’a akan tetapi tidak di ijabah.”
Telah berdoa Musa dan Harun AS atas kekejaman fir’aun ketika mereka berdoa”. Wahai
Tuhanku, hancurkanlah harta benda mereka, dan tutuplah hati mereka
sehingga mereka tidak akan beriman kepada-Mu hingga mereka melihat adzab
yang pedih”. Kemudian الله Ta’ala memberitahu kepada mereka berdua bahwa الله Ta’ala telah mengabulkan doanya dengan firman-Nya,”Sungguh
telah Aku kabulkan doa kamu berdua maka beriastiqamahlah kalian berdua
dan janganlah engkau ikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui”. Mereka (para ulama) berkata bahwa waktu antara firman الله Ta’ala Sungguh telah Aku kabulkan... dengan binasanya fir’aun adalah 40 tahun.
Telah berkaa Sayyid Aby’l Hasan Asy-Syadzily RA tentang firman الله Ta’ala “Dan beristiqamahlah kamu berdua” artinya adalah jangan tergesa-gesa atas apa yang engkau pinta dan janganlah engkau ikuti jalan orang yang tidak mengetahui. Mereka itu adalah orang yang tergesa-gesa di dalam doa. Dan yang demikian ini dapat menghalangimu dari mendapatkan kemuliaan dan pahala dari الله Ta’ala dari sebab terus menerusnya berdoa seperti mahabbah kepada الله Ta’ala dan ridha kepada-Nya. Dan sungguh telah diriwayatkan dari RasuluLlah SAW bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya الله Ta’ala mencintai orang yang bersungguh-sungguh di dalam doanya” . dan telah datang penjelasan di dalam hadits, bahwa JIbril AS berkata, “Wahai Tuhanku hamba-Mu Fulan telah berdoa maka kabulkanlah doanya. Maka berfirman الله Ta’ala, “Biarkanlah ia, sesungguhnya Aku sengang mendengarkan suara doanya”. Diriwayatkan
dari sahabat Anas bin Malik RA dari RasuliLlah SAW. Dan sesuai dengan
kondisi ini adalah penjelasan bahwa sebagian manusia ada yang
disegerakan الله Ta’ala dalam mendapatkan apa yang ia pinta karena الله Ta’ala membenci suaranya ketika berdoa.
Telah berkata Abu Muhammad Abdul Aziz Al-Mahdawy RA, “Barang
siapa yang di dalam doanya tidak meninggalkan pilihannya dan tidak
ridho dengan pilihan tuhannya, maka pada hakekatnya itu adalah istidraj dan ia termasuk orang yang telah dikatakan, “Penuhilah hajatnya karena Aku tidak suka mendengarkan suaranya”. Akan tetapi apabila di dalam doanya disertai berserah diri dengan pilihan الله Ta’ala bukan pilihan hawa nafsunya maka sesungguhnya ia telah terijabah meskipun ia belum diberi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar