Pages

Senin, 31 Juli 2017

3. Rahasia Terkabulnya Doa




Terkabulnya doa sedikit banyak ditentukan oleh syarat, adab dan kondisi orang yang berdoa, serta tepatnya waktu dan tempat berdoa.  
Syarat dan kondisi orang yang berdoa antara lain:
1. Konsentrasi dan memahami apa yang diminta. Jangan sekedar mulutnya yang ber-komat-kamit, tapi hatinya melayang kesana-sini dan tidak mengerti isi doanya.
2.   Bersih dari noda dan dosa. Termasuk tidak memakan makanan  haram.
3. Bersungguh-sungguh dalam berdoa. Tidak sekedar coba-coba, berspekulasi, apalagi main-main.
4.   Memiliki keyakinan bahwa doanya akan dikabulkan.
5. Terus menerus berdoa dan tidak lekas putus asa, sekalipun doanya belum dikabulkan.
6.   Tidak memohon sesuatu yang dilarang agama, dan juga tidak memohon sesuatu yang mustahil diperoleh atau sesuatu yang tidak sesuai dengan kemampuannya.

Adab orang berdoa antara lain:
1.   Komposisi berdoa sebaiknya terdiri dari :
a. Pembukaan : Hamdalah dan Sholawat
b. Materi doa : sesuai dengan yang diminta.
c. Penutup : Sholawat, dan diakhiri dengan Hamdalah.
2.   Sebaiknya memperbanyak istighfar dan bertaubat terlebih dahulu.
3.   Sebaiknya tempat, pakaian dan badan suci bersih dari najis dan hadas. Mulut sebaiknya bersih dari makanan dan ber-siwak terlebih dahulu.
4. Berdoa sambil menghadap ke kiblat, disertai perasaan takut, merunduk dan rendah hati.
5.  Mengangkat kedua tangan setinggi bahu.
6.   Berdoa dengan suara lirih, lembut, dan tidak terlalu keras (bengak-bengok).
8.   Mengulang-ulang lafazh doanya beberapa kali
9.   Susunan kalimat doanya sederhana, mudah dipahami, tidak harus berbahasa arab, dan tidak terlalu puitis/bersajak. Dalam hal ini, sebaiknya berdoa dengan doa-doa ma'tsur yang berasal dari Rosululloh (Hadis) dan Al-Qur'an.

Waktu mustajab berdoa, antara lain:
1.   Selama bulan Ramadhan, terutama menjelang berbuka dan saat lailatul qadar.
2.   Saat wuquf di arofah.
3.  Pada hari jum'at, baik malam maupun siang, terutama sewaktu khotib duduk diantara dua khutbah.
4.   Saat mendengar suara adzan.
5.   Saat antara adzan dan iqamat.
6.   Sehabis sholat fardhu 5 waktu.
7.   Sepertiga malam terakhir.
8.   Sewaktu minum air zam-zam.
9.   Pada saat hujan turun.
10.  Sewaktu dalam keadaan sujud.
11.   Setelah wudhu.
12. Pada saat tertimpa musibah.
13. Sehabis mengkhatamkan Al-Qur'an.
14. Setelah membaca tahiyat akhir dalam shalat.

Tempat-tempat mustajab untuk berdoa, antara lain :
1.  Di majlis kaum muslimin, misalnya majlis dzikir, istighotsah, majlis ilmu dan sejenisnya.
2.  Di atas bukit shofa dan Marwa (ketika sa'i).
3.  Ketika di Masy'arl Haram (Muzdalifah)
4.   Didalam Ka'bah dan Hijir Isma'il.
5.   Di Multazam (tempat antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah)

Orang yang terkabul doanya, antara lain :
1.   Musafir
2.   Orang yang dizhalimi, sekalipun kafir.
3.   Orang dlm situasi terjepit, krisis, kepepet.
4.   Orang yang sedang sakit
5.   Doa Muslim untuk saudaranya, tanpa sepengetahuannya.
6.   Orang yang sedang berpuasa.
7.   Anak shalih yang berbakti kepada ibu-bapaknya
8.   Doa Ibu-Bapak kepada anaknya.
9.   Pemimpin yang adil.
10. Orang yang sedang ber-haji.
11. Orang yang sedang ber-Umrah.

2. Berdoa Dan Semangat Bekerja

Untuk meraih sesuatu yang dicita-citakan, Islam mewajibkan seseorang untuk berikhtiyar (QS Ar-Ra'd,[13]: 11) baik secara lahir (usaha fisik) maupun batin, dan berdoa merupakan bentuk dari ikhtiyar batin itu sendiri. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Artinya, berusaha perlu diiringi dengan berdoa, berdoa harus dibarengi dengan usaha. Setelah itu, baru bertawakkal, alias sikap menyerahkan sukses-tidaknya hasil usahanya pada takdir (qodho'-qodar) Alloh. Karena segala sesuatu yang terjadi di alam ini tak lepas dari ketentuan-Nya. (QS 25 : 2; QS 65 : 3).
Dengan kata lain, manusia hanya sekedar berusaha (untuk bisa hidup) dan –pada akhirnya- Alloh lah yang menentukan. Ada benarnya syair gubahan KH Ali Makshum berikut :
Kulo gesang tanpo nyono
Kulo boten nggadah sejo
Mung kersane kang Kuwoso
Gesang kulo mung sak dermo.
Maka tidak dapat dibenarkan jika seseorang hanya berpasrah total kepada Alloh tanpa mau bekerja dan berdoa; atau hanya bekerja saja tanpa diiringi dengan doa dan tawakkal; atau berdoa saja tanpa mau bekerja dan bertawakkal. Sayyidina Umar bin Khotthob pernah mengusir dari masjid seseorang yang setiap harinya hanya berdoa, tanpa mau bekerja, sembari menasehati: "Alloh tidak akan menjatuhkan emas dari langit kepadamu".
Wal hasil, orang yang getol berdoa, semestinya ia juga giat bekerja; dan orang yang bekerja keras, seharusnya ia tidak lupa berdoa.

1. Definisi dan Keutamaan Berdoa

 



Doa menurut bahasa berarti memanggil, menyeru dan memohon. Menurut istilah syar’iy, berdoa berarti memohon segala kebaikan kepada Alloh. Dari sini dapat dipahami, bahwa tidak setiap permohonan dapat disebut doa, hanya permohonan yang ditujukan kepada Allah semata, dan yang dimohon adalah suatu kebaikan, itulah yang dapat disebut doa. Dengan demikian, memohon sesuatu kebaikan kepada seseorang (selain Allah) tak dapat disebut doa. Demikian pula memohon keburukan atau kejahatan, bukanlah suatu doa.
Berdoa merupakan perintah agama. Hanya orang sombong saja yang tidak mau berdoa. Karena Berdoa merupakan bentuk pernyataan kelemahan seseorang dihadapan Allah. Sangat wajar, jika orang yang tak pernah berdoa tergolong sombong.  Allah berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan permohonanmu. Sungguh, orang-orang sombong untuk tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina" (QS Al-Mukmin : 60).
Berdoa juga sebagai perwujudan dari penghambaan (ibadah) seseorang kepada Allah. Bahkan, doa adalah otaknya ibadah (ad-du'a-u muh-hul 'ibadah. / HR. Tirmidzi). Sementara ibadah dilakukan setiap saat, karenanya, berdoa perlu dilakukan setiap saat dan dalam situasi-kondisi apapun, tidak cukup dilakukan pada saat – misalnya - "kepepet", tertimpa musibah, dan sejenisnya. Kata Kanjeng Nabi SAW: "Siapa yang suka doanya dikabulkan Alloh di saat kepepet, hendaklah ia memperbanyak doa di saat luang" (HR Tirmidzi dan Hakim).